Laporan Spanning Tree Protokol (STP) dengan 2 Switch

No Exp : 07

Konfigurasi Spanning Tree Protokol menggunakan switch catalyst 2950 pada aplikasi Packet Tracer

DIAGNOSA WAN

Nama : Ira Rubiyanti

Instruktur : Bu Netty A

Pak Rudi H

Kelas : 3 TKJ A

Tanggal : 18 Oktober 2010

I. Tujuan

a. Dapat mengetahui konsep Spanning Tree Protokol.

b. Dapat mengkonfigurasi switch pada simulator atau aplikasi Packet Tracer.

c. Dapat melakukan uji koneksi dari hasil konfigurasi tersebut.

II. Pendahuluan

Spanning-Tree Protocol (STP) adalah protokol yang digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika kita punya dua buah switch yang dihubungkan satu sama lain dengan dua kabel, jika tidak ada STP maka paket broadcast dari switch pertama akan dikirimkan ke switch yang kedua melalui dua link tersebut, dan oleh switch yang kedua paket broadcast tersebut akan dikirimkan kembali melalui dua link itu lagi. Ini yang disebut switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm. Broadcast strom adalah ebuah kejadian yang tidak diiginkan pada network yang disebabkan oleh transmisi secara serentak dari sejumlah broadcast yang melalui segmen network tersebut. Kejadian seperti ini dapat membuat bandwidth network kewalahan, yang mengakibatkan time-out.

Spanning-Tree Protocol (STP) yang sudah distandarkan menjadi IEEE 802.1D, menggunakan algoritma ciptaan Radia Perlman untuk memutuskan loop dengan cara membuat status dari salah satu port dari kedua link tsb menjadi blocking. Algoritma tersebut membuat switching tree dengan salah satu switch sebagai akar (disebut root bridge), dan switch yang lain bisa terhubung ke root hanya dengan satu uplink. Semua alternatif link akan di block, sehingga kita seolah-olah membuat tree dengan cabang-cabang yang hanya memiliki satu link untuk menuju root.

STP adalah protokol yang terdapat di layer 2 OSI yang berfungsi untuk memastikan tidak adanya loop pada topologi pada jaringan LAN. STP memungkinkan sebuah jaringan untuk memasukkan link yang sedang senggang (tambahan) untuk menyediakan backup otomatis jika link utama yang sedang aktif gagal, tanpa bahaya loop pada bridge, ataupun mendisable -enable link backup ini secara manual. Bridge loop harus dihindari. karena itu bisa membuat sebuah network terjadi flooding.


III. Alat dan bahan

a. 1 unit PC

b. Aplikasi Packet Tracer


IV. Langkah kerja

a. Buat rancangan topologi seperti gambar yang telah ditentukan

b. Kemudian, buka aplikasi Packet Tracer masukan perangkat yang akan dikonfigurasikan seperti topologi tersebut.

c. Lalu konfigurasi setiap PC. Misalnya pada salah satu PC, seperti berikut.

d. Setelah selesai , maka kita konfigurasi masing-masing switch.

switch 2

switch 3

e. Konfigurasi pun selesai


V. Hasil kerja

Uji koneksi dengan cara ketik ping [IP address]

dari PC 2

dari PC 3


Uji koneksi dengan cara add PDU pada PC tersebut.


VI. Kesimpulan

Dengan praktek ini, kita dapat mengetahui tentang konsep STP (Spanning Tree Protocol) beserta konfigurasi dan uji koneksi. Protocol tersebut digunakan untuk memastikan tidak adanya loop di suatu jaringan. Jika tidak ada STP, maka paket broadcast dari switch yang satu ke switch yang lain akan terjadi switching loop, dan paket broadcast akan membuat suatu kondisi loop yang disebut broadcast storm.

3 Responses
  1. ASus Blog Says:

    Sy msh bingung tentang konsep spaning tree...bgmn cara menetukan nilai 64 dan 128 pd contoh di atas...? trus bagaimana cara nentuin rootnya dan nonroot?

    thanks


  2. permisi,ikutan belajar
    http://jaketkuning.unsri.ac.id/Sigit/blog/1105/


  3. maaf gan,ikutan belajar
    http://jaketkuning.unsri.ac.id/Sigit/blog/1361/